Waspada Online Scam
Waspada Online Scam
Waspada Online Scam
Jenis Online Scam :
1. Phising
Jenis scam ini telah memakan korban dalam jumlah yang cukup banyak. Phising adalah penipuan dengan modus memancing korban untuk memberikan data dirinya secara sukarela. Praktik kejahatan phising dilakukan dengan cara menyamar sebagai sebuah institusi atau entitas besar.
2. Catfishing
Catfishing merupakan jenis kejahatan digital yang dilakukan dengan cara menggunakan identitas atau informasi seseorang yang digunakan untuk melakukan penipuan kepada orang lain. Contohnya, seseorang yang membuat akun Instagram palsu seolah seorang kerabat ataupun teman dekat untuk mendapatkan kepercayaan korban dan memanfaatkannya.
3. Auction Fraud (Penipuan Lelang)
Auction fraud atau penipuan lelang merupakan salah satu bentuk scam dengan melakukan modus penipuan menggunakan website lelang palsu. Pelaku akan berpura-pura menjual suatu barang pada website tersebut. Kasus penipuan ini banyak ditemukan saat menjelang acara konser dengan modus menjual tiket konser.
4. Donation Scam
Seperti yang terlihat dari namanya, ini merupakan jenis penipuan berkedok meminta donasi. Scammer yang melakukan penipuan semacam ini memanfaatkan rasa simpati dan iba dari para korban. Perhatian yang didapatkan dari rasa simpati korban dimanfaatkan untuk mengajaknya berdonasi. Lantas, uang donasi ini disalahgunakan untuk kepentingan pribadi dari scammer.
Ciri - Ciri dari Online Scam :
1. Meminta Data Sensitif
Scammer akan meminta data sensitif korban untuk disalahgunakan demi keuntungan pribadi. Misalnya seperti untuk mengambil alih akun media sosial, mengajukan pinjaman online, sampai meretas rekening akun bank. Perusahaan yang kredibel semestinya sudah mempunyai data lengkap dari penggunanya. Apabila kamu diminta untuk memberitahukan informasi sensitif, waspadalah. Bisa jadi kamu sedang diserang aksi scam.
2. Menawarkan Hadiah di Luar Nalar
Ciri lain dari aksi scam adalah menawarkan hadiah menarik yang terkadang di luar nalar. Misalnya seperti giveaway uang ratusan juta rupiah, menang undian yang tidak kamu ikuti, hingga reward program yang sebenarnya tidak ada. Pemberian hadiah ini tidak lantas sungguhan, scammer hanya menggunakannya sebagai alat pancing saja. Korban akan diminta untuk mengirimkan sejumlah uang guna mencairkan hadiah yang kamu dapatkan. Faktanya, setelah kamu mengirimkan sejumlah uang yang diminta, scammer tidak lantas akan mengirimkan hadiah sungguhan.
3. Memberikan Instruksi yang Memainkan Emosi Korban
Cara scammer mendesak korban adalah dengan memainkan emosi dan memberikan instruksi untuk melakukan tindakan secara cepat. Dalam keadaan panik, korban tidak akan berpikir panjang. Alhasil, korban akan mengikuti kemauan dari pelaku scam.
4. Meminta Pembayaran
Terakhir, scammer juga dapat diidentifikasi dengan tindakan yang meminta kamu untuk melakukan pembayaran. Dalih yang digunakan sebagai bentuk pembayaran dapat berupa biaya pajak hadiah, ongkos kirim, dan sebagainya.